KIPPAS (Kajian Informasi Pendidikan dan Penerbitan Sumatera)
LSPP (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan)
Yayasan TIFA
Medan, Jakarta, Maret 2009
AUTHOR:
J. Anto, Pemiliana Pardede
Truly O Purba
Ignatius Haryanto
Trinanti Sulamit
(kerjasama KIPPAS, Medan dan LSPP, Jakarta)
ABSTRACT:
Dua surat kabar di Medan, Sinar Indonesia Baru dan Waspada, saling berhadap-hadapan dalam pemberitaan tentang masalah pembentukan Propinsi Tapanuli (Protap) dalam beberapa waktu belakangan ini. Insiden mengenaskan yang menewaskan Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Azis Angkat, membalik posisi peperangan antar media tersebut. SIB yang tadinya bersemangat untuk mempromosikan berdirinya Protap, berbalik defensif membela posisinya. Waspada yang sejak awal menunjukkan penolakan atas ide Protap, makin menggebu ketika melihat ada korban yang jatuh dari massa pendukung Protap.
Kasus ini menjadi suatu cermin bagaimana wajah dua surat kabar yang mengambil posisi berseberangan, dan kedua media sama-sama menunjukkan bahwa mereka abai atas praktik yang harusnya dilakukan wartawan sesuai Kode Etik, dengan menghargai prinsip independensi media, keakuratan, keberimbangan dan peliputan dari kedua belah sisi.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga buat banyak media di Indonesia yang tengah menghadapi situasi pemilihan umum nasional 2009 dan pemilihan kepala daerah langsung di berbagai wilayah.
FULL TEXT: FREE DOWNLAD ANALISIS ISI
0 comments:
Post a Comment